Alhamdulillah, setelah tahap kepompong dan berlatih puasa, saatnya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu muda. Rasanya agak roaming deh ini, apalagi pasca libur lebaran. Butuh didorong semangat ratusan ribu untuk memulai menyimak materi, praktik dan menuliskan lembar jurnal. 

Pekan pertama ini, belajar personal branding untuk menjadi seorang mentor sebaya. Selain itu, belajar adab menuntut ilmu dengan berperan sebagai mentee. Lumayan membuat deg-degan deh.

Cerita Kupu-kupu

Dua pekan lalu cukup membuatku berpikir keras, personal branding yang aku tunjukkan, sebagai siapa? Hehe, sok-sokan banget deh. Akhirnya aku branding diri sebagai mom blogger. CV-ku berjejer bersama CV lain yang super keren. Sempat menciut, tetapi beragam mantra yang telah diajarkan di IIP, membuatku menyemenangati diri sendiri.

Bertemu Mentor

Pengumuman jadwal pemilihan mentor sudah keluar, teman segrup heboh sekali. Khawatir tidak bertemu mentor yang diincar. Sejujurnya, aku masih bimbang menentukan mentor yang tepat, saat itu. Di jam pemilihan mentor, aku kembali membaca satu per satu nama yang kuincar untuk menjadi mentor. Aku menemukan beberapa yang sesuai atau beririsan dengan peta belajar. 

Hingga waktu beranjak dhuhur, aku putuskan dengan bismillah untuk memilih Mbak Mega Anindyawati sebagai mentorku. Beliau dari regu 19 Kimimela, regu sendiri. Hehe. Tetapi beda regional. Mbak Mega berasal dari regional Sidomojo. Alhamdulillah, masih ada kesempatan untuk belajar menjadi penulis seperti Mbak Mega. 

Aku ingin belajar dengan lebih spesifik ke content writer menulis artikel. Karena selain genre non fiksi, Mbak Mega juga jago sekali menulis fiksi. InsyaAllah aku yakin telah memilih mentor yang seusai kebutuhan.

Setelah mengisi form, siang itu aku langsung wapri Mbak Mega. Deg-degan euy, karena ternyata centang satu. Kekhawatiran itu terjawab dengan balasan dari Mbak Mega saat sore setelah Ashar. Alhamdulillah, gayung bersambut. Senang sekali, meski hanya dibalas singkat.

Mungkin, saat aku kirim WA, Mbak Mega sedang sibuk dan repot. Balasannya singkat-singkat. Tetapi beberapa hari kemudian, kami saling berkenalan lebih dalam. Mbak Mega banyak mengorek tentangku. Kami saling membalas WA, hingga hampir jam setengah sebelas dan masih berlanjut keesokannya. Lalu, aku kirimkan peta belajar dan portofolio sebagai gambaran tentang hal-hal yang sudah dan ingin kupelajari. Alhamdulillah.

Bertemu Mentee

Di satu sisi, setelah aku menemukan mentor, aku khawatir hal lain. Apakah ada yang akan menjadi menteeku? Sanggupkah aku menjadi seorang mentor yang tepat? Ini lumayan membuat deg-degan juga, huhu. 

Menjelang Ashar, baru aku membuka Facebook. Ternyata ada permintaan pertemanan dan sebuah pesan. Agak kaget, dengan sebuah nama yang mengirimkan pesan untuk menjadi mentee. MasyaAllah ada Mbak Chriesty dari IP Tangsel yang sebetulnya sudah berpengalaman dalam menulis.

Keesokan harinya, ada wapri dari seorang teman yang sempat satu regu di bidang literasi juga, selain Mbak Chriesty. MasyaAllah, ada Mbak Ulfa dari Jakarta, jauh-jauh memintaku menjadi mentornya. 

Ada dua amanah yang semangat belajarnya bukan main, level up. Semoga mereka tidak salah memilihku sebagai mentornya. Mereka berdua termasuk mentee yang gercep. Aku mengetahui kebutuhannya, setelah melihat peta belajar dan portofolionya. Bismillah, semoga aku bisa menjadi teman belajar yang tepat untuk Mbak Chriesty dan Mbak Ulfa.

Portofolio Kupu-kupu Muda

Agak bingung dengan isi dari portofolio ini. Tapi setidaknya, portofolio yang aku buat ini, menjadi sedikit gambaran tentang kebutuhan belajarku sebagai mentee. Berisi hal-hal yang sudah aku lakukan selama menjalani berbagai tahap sebelumnya.

Petualangan sebagai mentor dan mentee akan dimulai pekan ini. Semoga aku bisa maksimal belajar sebagai mentee. Selain itu, berbagi cara belajar yang sudah aku lakukan sesuai kebutuhan para mentee. Bismillahirrahmanirrahim.