Alhamdulillah jurnal pekan 5 tahap ulat bunda cekatan ini, sudah terselesaikan. Sepekan kemarin, agak ngos-ngosan. Lebih ngos-ngosan dari pekan lalu. Kalau pekan lalu, kami yang agak tumbang, ada gawe regional, perjalanan Madiun-Surabaya, anak yang mulai badannya menunjukkan gejala. Tapi alhamdulillah dengan kuasa Allah, berhasil terlewati. 

Pekan ini, separuhnya aku habiskan di rumah sakit untuk menemani anak yang dirawat. Qodarallah, nikmat Allah untuk semakin bersyukur dengan kesehatan. Support suami sungguh luar biasa, hingga aku bisa mengumpulkan ini. 

Pengalaman Berkenalan

Setelah pengumuman itu, aku coba mencicil chat beberapa teman dan meninggalkan kolom komentar di postingan Magika. Selain itu, mungkin karena aku sempat go live, jadi ada teman-teman yang langsung chat di FB. Teman-teman buncek yang satu per satu mau DM, japri atau balas chat permintaan pertemanan, Allah mudahkan. 

Sebetulnya ingin lebih banyak mencari atau menanggapi. Apa daya tangan tidak sampai. Tapi insyaAllah ini lebih dari cukup. Senang sekali, ternyata jadi tahu kondisi teman-teman hingga sharing hal lain di luar kelas. Hehe. 

Dari cara membalas chat mungkin terlihat juga secara tidak langsung sikap orangnya. Hehe. Jadi kayak ngobrol dengan beragam karakter. Sebanyak 19 orang terlihat topik yang menjadi favorit. 





Ternyata, topik manajemen emosi, banyak dibutuhkan teman-teman bunda cekatan. Meskipun ada juga yang sama sekali belum menemukan apel mana yang menjadi favorit. Ada teman lain yang ternyata merasa belum nyaman di keluarganya, lalu akan berpindah di keluarga lain. Sebagian besar sudah merasa nyaman, walaupun ada yang belum tercukupi, tetapi tidak ingin pindah keluarga. MasyaAllah.

Makananku

Alhamdulillah, aku tidak kelaparan. Ada makanan pekan ini yang bisa dilahap dari keluarga sendiri. Aku menyimak FB live streaming di grup Hutan Kupu-kupu berjudul "Menulis itu Menyehatkan Jiwa" oleh Surayya Hayatusofiyah dari IP Samkabar. Ini salah satu ilmu literasi yang berkaitan dengan ilmu lainnya dalam psikologi. Aku termasuk yang tertarik dengan hal ini. Alhamdulillah dapat insight baru, sangat menarik.

Menulis adalah kegiatan yang sederhana yang bisa dilakukan siapaun, bisa menggunakan alat tulis ataupun teknologi. Menulis yang menyehatkan jiwa itu untuk perasaan, pengalaman, bukan hanya untuk penulis buku berpengalaman. 

Apa teknik yang dibutuhkan dalam menulis menyehatkan jiwa? Teknik menulis ekspresif. Teknik itu adalah menyampaikan emosi baik positif atau negatif dengan cara menulis. Bukan hanya menceritakan keseharian, tapi gali lebih dalam perasaan dan emosi yang dirasakan.

Apa bedanya dengan menulis biasa? Saat nulis ekspresif tidak perlu mementingkan EYD, PUEBI dan sebagainya. Fokus pada emosi yang dirasakan sejujur-jujurnya, pikiran-pikiran Menggambarkan semua aspek, kejadian, perasaan secara spesifik. Menulis untuk diri sendiri, bukan dipublikasi.

Cara menulis ekspresif:

Tulis di tempat yang aman.

Jujur dengan perasaan

Menulis scara bebas karena menuangkan rasa.

Sesuaikan dengan kemampuan masing-masing, jika sudah tidak bisa, maka butuh bantuan ahli.

Rutinkan 15-30menit selama 4 hari berturut.

Menulis untuk diri sendiri, kalau bisa direfleksikan.

Manfaat:

Menguraikan pikiran ruwet.

Memahami diri sendiri hingga bisa menolong

Lebih jernih memandang sudut pandang yang berbeda.

Alhamdulillah, materinya menarik sekali. Dibawakan juga oleh Mbak Sofi yang memiliki background psikolog. Menyimaknya jadi lebih mudah dipahami.

MasyaAllah, tantangan pekan 5 sudah terlampaui. Semoga semakin memberi perubahan diri menjadi lebih baik. Semoga bisa melanjutkan sampai akhir.