Perjalanan buncek institut ibu profesional (IIP) batch 3 ada di tahap ulat pekan 8. Aku bersyukur masih bisa bertahan di dalam luasnya hutan kupukupu cekatan. Peta belajar yang kubuat, sangat membantu supaya tidak tersesat saat berkelana di hutan pengetahuan.
Dari tahap ulat, kami akan bermetamorfosis menuju tahap kepompong. Apa lagi kejutan yang diberikan Magika dan Kunangkunang ya? Karena kali ini, kami harus menemukan buddy, setelah di pekan 6 harus berpisah dengan keluarga.
Buddy System
Apa sih buddy itu? Buddy ini bahasa inggris gaul alias bahasa slang. Buddy merupakan panggilan teman untuk lelaki atau perempuan. Nah, di bunda cekatan ini, adanya system buddy untuk saling menguatkan satu dengan lainnya. Apalagi saat akan memasuki tahap kepompong. Duh, kami para bunda cekatan akan berada di dalam kepompong. Semoga enggak roaming ya, kalau belum kenal dengan istilah di IIP. Hehe.
Tantangan buddy system ini, sempat membuatku khawatir sebetulnya. Akankah ada yang mau menjadi buddyku? Kalau aku mau memulai terlebih dulu, siapakah tujuanku? Sepertinya teman yang aku kenal di camping ground, sudah mempunyai pasangan masingmasing. Karena sampai detik ini, memang tidak ada yang menghubungiku. Hehe.
Apakah aku menentukan kriteria tentang seorang buddy? Siapapun, aku akan menerima jika ada yang datang. Tidak masalah, berasal dari keluarga manapun. Karena aku yakin, para bunda pasti berhati baik dan tangguh hingga tahap ini.Hehe.
Tiba tiba di WAG regu Kimimela, ada chat beberapa teman yang menawarkan diri menjadi buddy. Aku membaca salah satu nama yang sudah tidak asing. Salah satu yang aku kagumi saat masih satu regional Surabaya Raya. Tapi, paska lulus kelas matriks, Surabaya Raya mengalami pemekaran dan kami berpisah regional.
MasyaAllah, masih ketemu lagi di kelas buncek ini dan satu regu. Rasanya, mahasiswa matriks batch 7 Surabaya 1 yang tersisa tinggal kami berdua deh. Apakah ini jalan takdir untuk kami berdua? Semoga Mbak Aldila enggak kapok, sobatan sama aku. Hihihi.
Surat Cinta untuk Buddy
Assalamualaikum. Dear, Mbak Dila. Apa kabar? Semoga sudah sehat kembali dan sehat selalu. Aamiin.
Mbak Dila itu sosok mahasiswi teladan yang aku kenal saat matrikulasi batch 7, dulu. Aktif, rajin, cerdas, pokoknya top deh. Salah satu pionir dalam mengumpulkan perjurnalan di zaman matriks. Aku sedikit tahu tentang Mbak Dila, meski kelas matriks berakhir. Karena menyimpan nomor dan masih mengikuti akun instagram.
Di luar kelas matriks, Mbak Dila ternyata menjadi mentor di beberapa komunitas dan seorang pejabat yang mengemban amanah sebagai RCIP di regional Gresik. Di kehidupan nyata, saat itu Mbak Dila berperan seorang istri, ibu dan pekerja publik. MasyaAllah, bukan kaleng kaleng deh, seorang Mbak Dila ini. Mantap.
Mbak Dila, memang sobat pintar dan aku masih kagum dari dulu sampai sekarang. Setelah aksi menawarkan diri untuk menjadi buddy di grup dan langsung chat padaku, ih masyaAllah, aku tersanjung. Seharusnya aku kan yang mengetuk pintu rumah Mbak Dila duluan untuk menawarkan permintaan sebagai seorang buddy.
Aku deg degan saat Mbak Dila menawarkan diri? Apa Mbak Dila berkenan denganku? Karena kami sangat berbeda keluarga, kan. Aku dari literasi, sedangkan Mbak Dila dari keluarga kesehatan ibu dan anak. Hm, tapi mungkin ini yang namanya jodoh. Semoga aku memang orang yang tepat untuk Mbak Dila, bisa saling menguatkan yaa.
Fakta yang baru aku tahu nih, ternyata Mbak Dila mengambil keputusan besar di akhir tahun lalu, ya. MasyaAllah, setelah melalui lika liku bertahun tahun dari seorang pengguna blazer, berganti menjadi daster.
Saat resign terlihat Mbak Dila sudah mempersiapkan dengan matang, hal hal yang akan dilakukan, mulai dari mendampingi tumbuh kembang anak, hingga berbisnis. Resign by design. Semoga lelah Mbak Dila ternilai Lillah di hadapan Allah. Welcome to the club “Ibu mengurus rumah tangga”.
Mbak Dila, buddyku, kalau ingin mengeluarkan segala uneg uneg tentang kerempongan, kejenuhan dalam menjalani aktivitas saat ini, boleh banget untuk dibagikan ke aku. Ya, pasti aku tidak bisa membantu banyak, tetapi setidaknya, aku siap menjadi sarana penyaluran keruwetan pikiran yang dirasakan Mbak Dila. Hehe.
Misalnya, butuh bantuan menarasikan sesuatu, menuliskan cerita tentang Mbak Dila atau aku harus dimintai tolong membuat cerita untuk anak anaknya Mbak Dila, aku coba usahakan yaa, Mbak. Hihihi.
Terima kasih Mbak Dila, sudah sangat welcome menerimaku menjadi buddy. Semoga kita bisa saling bergandengan menghadapi tantangan tahap selanjutnya di hutan kupu kupu cekatan.
Go go ulat gemas. Barakallahu fiik. Wassalamualaikum.
Penutup
Alhamdulillah, tantangan mencari buddy sudah aku taklukkan. Selanjutnya memberikan bekal berupa surat cinta sebagai penguat. Selain itu, memberikan sedikit camilan tentang habit tracker dan beberapa template yang dapat dicetak. Terima kasih untuk diriku yang sudah berjalan sampai di tahap ulat pekan 8. Selamat memasuki tahap kepompong bersama buddy.
0 Komentar